Saturday, May 21, 2011

sebuah senandung pengantar tidur

Dulu pada waktu kecil, kami sekeluarga selalu tidur bersama dalam 1 ruangan diatas 2 buah kasur yang disatukan. Ada aku, ayahku, ibuku dan adikku yang bernama topan. Ayahku masih muda pada waktu itu. Beliau selalu bersenandung sebuah tembang jawa. Entah kenapa untuku lagu ini sangat menenangkan. Senandung ayahku itu yg mengantar kami tidur.

Aku masih ingat sepotong-sepotong liriknya. Lalu setelah aku aku cari, ternyata itu lagu itu bernama "Kidung Rumeksa ing Wengi". Lagu ternyata ini merupakan tembang macapat dandang gula karya kanjeng Sunan Kalijogo. Dari liriknya, lagu ini adalah sebuah doa keselamatan universal, yang dipercaya oleh orang jaman dulu bila dibaca tengah malam dirumah dapat menjadi semacam penolak bala. Berikut sebagian dari liriknya :
Ana (ada) kidung (tembang, lagu) rumekso (menjaga) ing wengi (di malam hari)
Teguh (kuat) hayu (selamat) luputa (semoga terhindar) ing lara (dari penyakit)
luputa (semoga terhindar dari) bilahi (malapetaka) kabeh (semua)
jim setan (jin, setan) datan (tidak) purun (mau) (jim setam tidak mau mengganggu)
paneluhan (sihir, tenung, santet) tan (tidak) ana (ada) wani (berani)

Mungkin ayahku itu bersenandung agar kami anak-anaknya yang pada waktu itu tinggal di bekasi lebih mengenal budaya jawa. Atau bisa juga ayahku bersenandung dengan harapan agar anak-anak dan keluarganya selalu diberi keselamatan. 

Mungkin orang tua mu juga melakukan hal yang sama. Hal kecil yang tidak kita perhatikan, tapi sebenarnya ada pesan cinta yang tulus didalamnya.Rasa kasih saya kedua orang tua memang tiada duanya deh. Jadi ingin segera mudik lagi dan bertemu ayah dan ibu dirumah.... :)